0

Pengantar Kriptografi

Jumat, 07 Juni 2013
Share this Article on :


Kriptografi berasal dari Yunani, menurut bahasa dibagi menjadi dua kripto dan graphia, kripto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan).

Menurut teminologinya kriptogafi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Kriptografi mempunyai sejarah yang sangat menarik dan panjang. Kriptografi sudah digunakan 4000 tahun yang lalu yang dipekenalkan oleh orang-orang mesir untuk mengirim pesan ke pasukan militer yang berada di lapangan.

Pada zaman Romawi kuno dikisahkan pada suatu saat, ketika Julius Caesar ingin mengirimkan satu pesan rahasia kepada orang Jendral di medan perang. Pesan tersebut harus dikirimkan melalui seseorang kurir, tetapi karena pesan tersebut mengandung rahasia, Julius Caesar tidak ingin pesan tersebut terbuka ditengah jalan. Julius Caesar kemudian memikirkan bagaimana mengatasinya yaitu dengan cara mengacak pesan tersebut menjadi suatu pesan yang tidak dapat dipahami oleh siapapun kecuali hanya dapat dipahami oleh Jenderalnya saja. Tentu sang Jendral telah diberi tahu sebelumnya cara membaca pesan yang teracak tersebut, karena telah mengetahui kuncinya.

Yang dilakukan Julius Caesar adalah mengganti semua susunan alfabet dari a, b, c, dan seterusnya, Misalnya a menjadi d, b menjadi e, c menjadi f dan seterusnya (lihat penerapan kriptografi caesar menggunakan program vb net)

Beberapa istilah yang harus di pahami dalam kriptografi.

1. Plaintext

Plaintext merupakan pesan/data asli yang belum disandikan atau informasi yang ingin dikirim dan dijaga keamanannya. Plaintext tidak harus berupa teks, namun dapat berupa file gambar (*.gif,*.jpg), file biner (*.exe,*.doc,*.docx), file suara (*.wav,*.mp3), dan sebagainya.

2. Ciphertext
Ciphertext merupakan pesan yang telah disandikan (dikodekan) sehingga siap untuk dikirimkan. Ciphertext inilah yang biasanya dikirimkan melalui melalui saluran internet yang memiliki tingkat penyadapan yang tinggi. Ciphertext harus dapat dirancang sedemikian rupa agar tidak dapat diakses oleh pihak-pihak yang tidak berhak, sehingga pesan yang dikirim dapat terjamin keamanannya.

3. Enkripsi
Enkripsi merupakan proses untuk merubah plaintext menjadi chipertext. Merupakan hal yang sangat penting dalam kriptografi yang merupakan pengamanan data sehingga pesan yang dikirimkan terjaga rahasianya.

4. Dekripsi
Dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, pesan yang telah dienkripsi dikembalikan kebentuk asalnya (Plaintext) disebut dengan dekripsi pesan.

5. Kriptosistem
Kriptosistem merupakan sistem yang dirancang untuk mengamankan suatu pesan atau informasi dengan memanfaatkan ilmu kriptografi. Suatu sistem kriptogafi (kriptosistem) bekerja dengan cara menyandikan suatu pesan menjadi suatu kode tertentu yang dimengerti oleh pembuat kriptositem tersebut. Pada dasarnya mekanisme kerja semacam ini telah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa Mesir sekitar 4000 tahun yang lalu bahkan telah mempraktekkannya dengan cara yang sangat primitif. Dalam era teknologi informasi sekarang, mekanisme yang sama masih digunakan tetapi implemetasi sistemnya berbeda.

6. Algoritma Kriptografi
Berdasarkan kunci yang dipakai, algoritma kriptografi dibagi menjadi tiga jenis : 

a.  Hash Function, Fungsi hash sering disebut sebagai fungsi satu arah (one-way  function). Fungsi  ini mengubah suatu input menjadi output, tetapi output tersebut tidak  dapat dikembalikan menjadi bentuk semula. Salah satu manfaatnya adalah penggunaan sidik jari (fingerprint). Sidik jari digunakan sebagai identitas pengirim pesan. Fungsi lain adalah untuk kompresi dan message digest. Contoh  algoritma  fungsi  ini  adalah MD-5 dan SHA.

b.  Asimetri, Pada algoritma ini, digunakan dua buah kunci yang berhubungan yang  disebut juga dengan kunci umum dan kunci pribadi. Kunci umum dapat  dipublikasikan sehingga pesan dapat dienkripsikan tetapi tidak dapat didekripsikan dengan kunci tersebut. Kunci pribadi hanya boleh digunakan oleh pihak yang berhak untuk mendekripsikan pesan yang terenkripsi. Algoritma yang menggunakan kunci umum dan publik ini antara lain Digital Signature Algorithm (DSA),  Rivest-Shamir-Adleman (RSA), Diffie-Hellman (DH), dan sebagainya.

c.  Simetri, Algoritma ini menggunakan kunci yang sama untuk mengenkripsi dan  mendekripsi data. Untuk mendekripsikan data, penerima menggunakan kunci yang sama dengan kunci yang digunakan pengirim untuk mengenkripsi data.  Contoh dari algoritma ini adalah Data Encryption Standard (DES), International  Data  Encryption  Algorithm (IDEA).


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar